Dear all,

Welcome 2 my BloG....
It's a pLaCe 2 CoNvEy EvErYtHiNg, like article, opinion, feeling, story, idea...etc, pokoke Whatever we want la.. So, let'S do iT... Hope will make others pleased 2 visit, see and read this bLog. Don't forget 2 give Ur comment Yach...He..he..TQ

About Me

Foto saya
I'm a staff of UPT Bahasa UBB and also an English lecturer. Single and loving ma fam so much..still trying 2 be a better human being in life

Rabu, 27 Februari 2008

Orang Bangka MAju, Bisa gak ya???

Inspirasi memang terkadang bisa datang atau berasal dari mana saja, bisa dari kejadian sehari-hari, kebiasaan, kehidupan masyarakat sekitar, adanya pertemuan/seminar, dll. Seperti halnya artikel yang penulis buat sekarang ini, yang terilhami dari pelaksanaan ceramah ilmiah pada tanggal 27 Januari 2007 di ruang auditorium Kampus III, Bukit Intan, Universitas Bangka Belitung dengan tema “PERANAN PENDIDIKAN TINGGI DALAM MEMBANGUN PERADABAN” yang disampaikan oleh Prof.Djamaludin Ancok, Ph.D, salah seorang putra daerah Bangka tepatnya dari daerah Belinyu, Bangka Induk yang selama ini telah mengabdikan dirinya bagi dunia pendidikan. Memang artikel ini terkesan sudah basi, tetapi apa salahnya penulis mencoba untuk membuka pandangan kita tentang realita yang ada. Dan mungkin saja anda atau bahkan penulis adalah salah satunya. Sebagai orang yang cukup mengenal tanah kelahirannya, beliau dalam memberikan ceramah ilmiah tersebut bisa dikatakan telah membuat hampir seluruh peserta seperti terhipnotis dengan hanya mendengar penjelasannya tentang pola, kebiasaan dan tata cara kehidupan masyarakat Bangka khususnya. Beliau mengatakan bahwa masyarakat Bangka hingga sekarang masih tergolong rendah motivasinya untuk berpikiran maju. Apakah kita setuju atau tidak akan hal itu? Semuanya kembali lagi pada individu masing-masing. Bagi sebagian orang mungkin akan merasa seperti ditampar wajahnya bahkan mungkin seperti disambar petir saat mendengar langsung ceramah tersebut ataupun dengan hanya membaca artikel ini. Tapi apa hendak dikata memang begitulah kenyataannya. Beliau tidak akan berkomentar sedemikian rupa jika tidak paham betul dengan kondisi yang terjadi padahal kita tahu selama ini beliau tidaklah tinggal menetap di Pulau Bangka. Namun beliau tetap konsisten memantau perkembangan pulau Bangka tercinta ini. Tapi memang mungkin seperti itulah keadaannya. Walaupun tidak semua orang Bangka berpikiran dan berpola hidup sedemikian rupa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama ini, terutama di lingkungan sekitar, dan mungkin termasuk diri penulis sendiri, merasakan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara orang Bangka asli, atau orang Bangka campuran namun dari kecil sampai sekarang masih menetap di Pulau Bangka dengan orang luar atau orang Bangka yang berurbanisasi ke kota. Misalnya saja dari cara berpikir (mind set), dan pola hidup. Orang Bangka “asli” cenderung memilih untuk bersikap santai dan apa adanya, terkadang malah terkesan seperti kurangnya motivasi dari dalam diri mereka sendiri. Mereka merasa sudah cukup dengan apa yang mereka dapatkan sekarang, baik itu kehidupan sehari-hari mereka, pekerjaan, dll. Sehingga seolah-olah tidak ada gairah untuk meningkatkan diri ke arah yang lebih baik. Padahal mereka punya cukup kemampuan untuk itu, tapi seperti pisau yang tidak pernah diasah maka lama-kelamaan akan menjadi tumpul dan akhirnya berkarat tidak bisa digunakan lagi. Memang banyak sekali kendala yang dihadapi untuk mengatasi fenomena ini. Pada kenyataannya mereka punya keinginan dan hasrat agar bisa maju namun tanpa alasan yang jelas yang terkadang mereka sendiri tidak tau jawabannya, menjadikan semuanya menjadi stuck, berhenti ditengah jalan. Diawal mereka menggebu-gebu tapi tiba-tiba sikon bisa berubah. Sedangkan orang “luar” atau orang Bangka tapi sudah berurbanisasi atau paling tidak sudah sempat menetap lama diluar akan memperlihatkan hal yang berbeda. Mereka mengalami perubahan mind set dalam perjalanan kehidupannya, baik itu dari keseharian maupun pekerjaan. Mereka cenderung aktif, kreatif, dan berpandangan jauh kedepan. Seperti sebuah penyangkalan statement yang berbunyi “No Action, Talk Only”. Jadi inilah realita yang ada. Sehingga orang Bangka “asli” lambat laun akan tersisih dari mereka yang punya good mind set. Namun Alhamdulillah belakangan ini tidak begitu mencolok lagi perbedaan itu. Orang Bangka sudah mulai bisa merubah pandangan mereka walaupun dengan step by step. Mereka mencoba mengadopsi mind set nya orang “luar”. Dan hasilnya pun sudah bisa dilihat sekarang ini. Dan ternyata memang tidaklah merugikan dan menjadi penyesalan. Nilai positif pun direguk. Jadi kenapa ya tidak dari dulu? Itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Karena seperti kata pepatah “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali”. Oleh karena itulah, hendaknya kita sebagai masyarakat Bangka selalu berjuang tidak hanya untuk diri kita sendiri dan keluarga kita tapi juga pulau Bangka yang kita cintai. Karena tanpa kerja keras dan motivasi yang kuat, mustahil kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Mungkin ada yang bisa, tapi tetap saja belum optimal. So, let’s do it now. Don’t wait till tomorrow! Hidup orang Bangka!!!

4 komentar:

dukonbesar mengatakan...

Salam Kenal,

Senangnya bisa bertemu dengan sesama blogger bangka. Mari kita bersama kembangkan potensi diri dengan mengaktualisasikan ekspresi lewat blog.

Kunjungi juga ya blog Imaji sang dukonbesar

By. Didi - Blogger Koba

Anonim mengatakan...

Selamat Pagi,
Browsing dengan kata kunci blog orang bangka dan gw ketemu blog mu kawan.
Orang bangka harus bisa maju.
Banyak blog tentang persaudaraan yang rajin gw kunjungi tiap hari.
forumipbb.blogspot.com
orangmentok.blogspot.com
mari kita berbagi ilmu dan pengalaman yang berarti untukku kuharap untukmu..

Unknown mengatakan...

wahhh...orang bangka juga neh...lam kenal yah...

Unknown mengatakan...

Wah tulisannnya bagus banget. Saya yakin orang Bangka itu kualitasnya bagus. Buktinya di UGM banyak professor dan doktor orang Bangka. rektornyapun pernah orang Bangka. Saya sendiri orang Bangka menjadi pengajar beberapa perguruan tinggi di Eropa. Empat tahun berturut-turut 2005, 2006, 2007, 2008 saya menjadi tenaga pengajar tamu di University of Innsbruck, Austria, dan University of Boras dan University of Jonkoping di Swedia. Di l uar Jogja banyak orang Bangka yang berprestasi lebih bagus dibandingkan saya. Ada yang jadi duta besar, konsulat jenderal, dosen di perguruan tinggi di manca negara. Pokoknya asal mau orang Bangka pasti bisa. Makannya itu lho yang bikin pintar, rusip, kecalok, belacan, ikan pari, ikan baong, pucuk idat, dll. Ha ha ha . Ini yang bikin pintar.

Wass

Djamaludin Ancok
Gru Besar UGM